Berpengaruhkah Jaminan Kesehatan Terhadap Kualitas SIK ?
Peningkatan kualitas SIK di Indonesia apakah
seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman Sistem Informasi Kesehatan
kita masih belum bisa dikatakan baik kali ini saya juga menyinggung keterkaitan
Jaminan Kesehatan terhadap Kualitas SIK di indonesia.
Pada
tahun 2017 hasil penelitian menunjukkan bahwa BPJS memberikan mekanisme yang
dapat meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan.
Jangkauan fasilitas kesehatan diperluas hingga mampu melayani kalangan
masyarakat menengah ke bawah dan tidak hanya kalangan masyarakat menengah ke
atas, seperti halnya persepsi masyarakat yang menganggap fasilitas kesehatan
tidak terjangkau karena kesulitan ekonomi. Dengan demikian BPJS dapat memenuhi
asas pemerataan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Di era BPJS saat ini peserta yang sebelumnya terdaftar sebagai peserta Jamkesmas dan Jamkesda semuanya dialihkan menjadi peserta BPJS PBI dengan kartu identitas yaitu KIS (Kartu Indonesia Sehat), kepesertaan ini khusus untuk fakir miskin dan warga kurang mampu dan iuran bulanannya akan dibayar oleh pemerintah.. Mekanisme yang disediakan dalam sistem BPJS di RSUD Hasanuddin Damrah Manna adalah memberikan keterjangkauan luas bagi masyarakat tidak hanya dari masyarakat mampu namun kurang mampu, pekerja dan keluarganya, serta iuran jaminan kesehatan bagi veteran, perintis kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak yatim piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan. Hal ini diindikasikan adanya peningkatan jumlah pasien serta masuknya peserta dengan berbagai jenis.
Berdasarkan table iuran di atas kita tau bahwa
pelonjakan kenaikan tarif iuran terbilang cukup tinggi. Namun apakah sejalan
dengan penyebaran pembangunan fasilitas kesehatan serta peningkatan pelayanan
kesehatan di Indonesia? (Kebijakan Iuran BPJS di tahun 2020 )
Berawal
dari adanya perubahan kebijakan iuran premi inilah yang menuntut pihakpihak
penyelenggara maupun penyedia pelayanan kesehatan untuk mampu memberikan
fasilitas kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Namun sayangnya, usaha
pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam bidang
kesehatan tidak diimbangi dengan adanya pembenahan sumber daya manusia dan
peralatan medis yang mendukung. Keterbatasan peralatan medis inilah yang
menimbulkan terjadinya praktik pembatasan pelayanan kesehatan. Dengan
terjadinya praktik pembatasan pelayanan kesehatan tersebut, masyarakatlah yang
dirugikan.
Pada
saat ini perkembangan SIK sendiri masih belum terlihat secara signifikan
pernyataan ini perkuat dengan 3 faktor yang mempengaruhi perkembangan SIK
diantaranya : Pemerintah, sumber daya, dan fragmentasi. Lantas apakah dengan
posisi SIK yang masih rentan dan belum berkembang ini dapat terbantu dengan
adanya jaminan kesehatan atau malah sebaliknya?
Manfaat
SIK di Indonesia sendiri belum dapat di rasakan oleh semua masyarakat di Indonesia.
Bahkan dengan pemberataan pembangunan yang dilakukan pemerintah belum juga bisa
berfungsi secara maksimal hal ini di karenakan sumber daya yang masih minim. Dengan
begini citra SIK dimata masyarakat khususnya di daerah yang sulit di jangkau
masih belum terlihat dan dirasakan manfaatnya.
Di
tambah dengan adanya jaminan kesehatan yang pastinya akan menaruh kail pada
tubuh SIK yang mana tetap akan berkerucut pada kualitas SIK. Mungkin beberapa
dampak tidak hanya bersifat negative namun juga memiliki nilai yang
menguntungkan bagi SIK. Yaitu membantu dalam penyebaran dan penjaminan
kesehatan secara masif.
Referensi
:
Imam Sofyan, E. W. (2018). Analisis Kesiapan
Pengguna dan Pengaruhnya terhadap penerimaan SIK . Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan, 15.
Rarasati, D. H. (2017). DAMPAK KENAIKAN TARIF BPJS
KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN. Jurnal Politik Muda, 7.
Komentar
Posting Komentar